Kamis, 07 April 2011


keep spirit

Vision without execution is a daydream. Execution without vision is a nightmare.

RUMAH KAYU

RUMAH  KAYU
Abstrak
Rumah konstruksi kayu adalah bangunan rumah dengan menggunakan sistem struktur rangka pemikul dari bahan kayu. Biasa disebut sebagai rumah kayu, ciri-cirinya yaitu seluruh komponen balok dan kolom serta dinding yang digunakan adalah kayu.
Rumah dengan struktur rangka kayu harus menggunakan sambungan-sambungan takik yang dikencangkan dengan menggunakan paku minimal 4 buah. Panjang paku yang digunakan minimal 2,5 kali tebal kayu yang terkecil. Apabila struktur kayu ini memikul beban berat (seperti struktur kayu untuk bangunan gudang atau garasi kendaraan), maka sambungan kayu harus dikencangkan dengan menggunakan bout berdiameter minimum 10 mm. Semua kayu yang digunakan harus kering dan bila perlu diawetkan sesuai dengan persyaratan pengawetan kayu.



I. PENDAHULUAN

Kayu telah digunakan sebagai bahan struktur sejak dahulu. Kayu mempunyai kekuatan tarik dan tekan, dan secara struktural cocok untuk berperan sebagai elemen yang memikul beban jenis tekan aksial, tarik aksial dan beban lentur.
Kenyataan bahwa kayu merupakan mahluk hidup menjelaskan kahakikian sifat fisik dasar yang dimilikinya. Bagian dari pohon yang digunakan untuk struktur kayu mempunyai fungsi struktur pada pohon tersebut.
Kelemahan pada tegak lurusnya serat kayu ini menyebabkan kayu mempunyai kekuatan geser yang rendah ketika dikenai beban-beban jenis lentur dan juga membuatnya tidak tahan terhadap pemusatan tegangan seperti yang terjadi di sekitar alat kunci mesin seperti baut dan sekrup. Pemusatan tegangan ini dapat dikurangi oleh penggunaan sambungan kayu, yang merupakan peralatan yang dirancang untuk menambah daerah persinggungan dengan beban yang dikirimkan didalam sambungan. Banyaknya variasi rancangan sambungan kayu yang tersedia sekarang ini, akan tetapi, meskipun telah berkembang, kesulitan membuat sambungan struktur yang memuaskan dengan alat kunci mekanis merupakan sebuahj faktor yang membatasi kapasitas beban yang dapat diipikul oleh elemen kayu, khususnya elemen tarik.
Elemen- elemen kayu dapat merupakan kayu gergaji yang semata-mata merupakan kayu yang dipotong langsung dari sebuah pohon dan sedikit proses lebih lanjut selain pembentukan dan penghalusan, atau produk hasil pengolahan yang sebelumnya telah mengalami proses lebih lanjut. Contoh penting dari produk hasil manufaktur adalah kayu lapis dan triplek (polywood)
Produk kayu dibuat dengan merekatkan elemen-elemen kayu yang kecil secara bersama-sama dalam kondisi pengawasan mutu yang ketat. Perekatan kayu dari elemen-elemen kecil ini dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan kayu sementara pada saat yang sama memperkecil pengaruh dari kekurangannya, yaitu variabilitas, ukuran yang tidak tetap, batasan ukuran komponen tersendiri, dan prilaku anisotropik. Contoh-contoh dari kayu buatan diatas adalah kayu lapis, papan komposit, dan gluelam.
Mutu dan kekuatan kayu lapis (gluelam) biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan kayu gergaji. Penggunaan utama kayu lapis adalah sebagai prepanjangan penggunaan elemen kayu gergaji yang terbatas dan dipakai untuk konfigurasi struktur yang serupa dan dapat memberikan bentangan yang lebih panjang. Kekuatan elemen gluelam yang lebih tinggi juga memungkinkannya untuk lebih efektif digunakan dalam konstruksi rangka














 

























II. Rumah Konstruksi Kayu
A .  Rumah Kayu Dinding Papan dengan Pondasi Setempat / Umpak
a.        Pondasi setempat/umpak yang dimaksudkan di dalam pedoman teknis ini adalah pondasi umpak yang terbuat dari beton kosong (tanpa tulangan) campuran 1PC : 1 1/2 Psr : 2 1/2 Krl.
b.        Bentuk pondasi umpak adalah prisma terpancung dengan ukuran penampang atas 25 cm x 25 cm, penampang bawah 60 cm x 60 cm, dan tinggi 90 cm
c.        Bagian yang tertanam dari pondasi umpak sekurang-kurangnya 30 cm atau sampai tanah keras. Jarak maksimum antar pondasi adalah 1,5 m.
d.       Pembuatan papan duga (bowplang) sebagai acuan penempatan harus dibuat sedemikian rupa sehingga setiap baris pondasi berada tepat dibawah sumbu memanjang balok, seperti ditunjukkan pada Gambar 15
e.        Setiap pondasi umpak harus terikat satu sama lain dengan balok pengikat, seperti pada Gambar 16








2. Rumah Kayu Dinding Papan dengan Pondasi Menerus
1. Bahan pondasi ini dibuat dari pasangan batu kali dengan adukan untuk spesi 1PC: 4 Psr.
2. Struktur bangunan atas harus terikat pada pondasi dengan menggunakan angkur besi berdiameter 12 mm dan jarak maksimum 1,5 m.
3. Apabila menggunakan papan sebagai dinding, maka jumlah paku yang digunakan sekurang-kurangnya 2 buah, dan sambungan pada papan satu dengan lainnya digunakan sambungan alur lidah.
4. Untuk mendapatkan bangunan yang kokoh, maka pada setiap detail sambungan pada struktur rangkanya sebaiknya mengunakan sambungan takik yang dikencangkan dengan paku.
5. Detail A merupakan detail sambungan pada sudut bangunan antara ring balok kayu dengan kolom:
a. Sambungan ring balok kayu disudut digunakan sambungan takik.
b. Sambungan kolom dengan ring balok menggunakan sambungan pasak.
c. Untuk menambah kekakuan, aka antara ring balok dengan kolom dipasang sekur-sekur dari papan 2/20 dan dipaku


Gambar 18. Struktur Kayu dinding papan, pondasi menerus



Gambar 20. Detail sambungan balok-balok sekur dengan kolom
Gambar 21 Detail sambungan sloof dari balok kayu dengan kolom  pinggir


Gambar 22 Detail hubungan balok sloof dengan kolom tengah dan silang pengaku

Gambar 23 Detail hubungan dinding papan dengan tiang dan pengaku



 











Gambar. Pemasangan dinding Kayu

3. Rumah Kayu Dinding Papan dengan Pondasi Tiang
Gambar 24 merupakan ilustrasi dari rumah kayu dinding papan dengan pondasi tiang
Gambar 24 Rumah tinggal dengan konstruksi rangka sederhana dan pondasi tiang

4. Hubungan Pondasi Tiang dengan Balok Penguat Horisontal (Detail A)
Untuk mendapatkan kekokohan struktur bawah dari rumah panggung ini, maka sistem sambungan yang digunakan adalah sistem sambungan takik dengan penguat paku dan pasak masing-masing untuk sambungan sekur dan sambungan balok - kolom.




Gambar 25 Detail sambungan pondasi tiang dengan balok penguat horisontal

5. Sambungan Tiang Pondasi dengan Balok Pengikat Pondasi (Detail B)

Gambar 26 Hubungan tiang pondasi, balok dan telapak
6. Sambungan Pondasi Tiang dengan Balok Penguat Horisontal (Detail C)








Gambar 27 Hubungan pondasi tiang dengan balok penguat horisontal





7. Sambungan Tiang Pondasi dengan Telapak (Detail D)





Gambar 28 Hubungan pondasi tiang dengan telapak batu









B.  Rumah Kayu dengan Dinding Setengah Tembok
  1. Lantai dicor dengan campuran 1 PC : 3 pasir, ditumbuk padat dengan permukaan dihaluskan.
  2. Tebal lantai minimum 5 cm, dengan didahului oleh lapisan urugan tanah tebal padat 10 cm dan urugan pasir tebal padat 5 cm.
  3. Pondasi yang digunakan pondasi setempat dari pasangan batu kali dengan campuran adukan 1 PC : 5 pasir. Ukuran dimensi penampang bawah pondasi 70 x 70 cm dan ukuran dimensi penampang atas 20 x 20 cm serta tinggi pondasi 60 cm.
  4. Pada dasar pondasi harus diberi lapisan pasir urug tebal padat 10 cm.
  5. Permukaan lantai dan bagian-bagian luar pondasi yang tampak diratakan dengan adukan 1 PC : 3 pasir, setebal minimum 5 mm dan di atasnya diberi saus semen sebagai penghalus.
  6. Untuk dinding kamar mandi harus diplester dengan adukan campuran 1 PC : 2 pasir, setinggi 1,5 m dari muka lantai.
  7. Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah mutu beton K-125 atau dengan campuran nominal 1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil (dalam perbandingan isi). Slump pada saat pengerjaan masimum 7,5 cm dan minimum 2,5 cm.
  8. Pada arah pertumbuhan, besi beton sloof disediakan panjang penyaluran sepanjang 60 cm dan dibungkus dengan adukan dari campuran 1 Pc : 10 Psr dengan dimensi yang sama dengan dimensi sloof.
  9. Persyaratan bahan beton seperti air, pasir dan kerikil harus mengikuti PUBI-1982, Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia






Gambar 29. Denah rumah kayu dinding setengah tembok

Denah
Tampak                                                Depan

              Tampak Belakang

Gambar 30 Tampak rumah





Gambar 32. Denah pondasi


Gambar 33 Pekerjaan pondasi, sloof, dan lantai


Gambar 34 Rangka pokok bangunan dan dinding





Gambar 35 Detail hubungan pondasi, sloof, dan kolom




Gambar 36 Pasangan dinding setengah batako dengan papan


Gambar 37 Detail hubungan rangka kayu dengan dinding pasangan

Gambar 38 Detail pengaku horizontal dan vertikal rangka kayu


Gambar 40 Detail sambungan pada batang tarik kuda-kuda kayu



Gambar 41 Detail sambungan titik simpul dan hubungan kuda-kuda dengan rangka pokok bangunan




1. Proses pelaksanaan :
  1. Kuda-kuda menggunakan konstruksi balok kayu dari kayu kelas II yang tua dan kering dengan ukuran 5 x 10 cm dan dipasang dengan jarak antar kuda-kuda maksimum 3.00 m.
  2. Semua kayu kuda-kuda di labur dengan bahan pengawet.
  3. Panjang paku sedikitnya 2 ½ x tebal kayu pada sambungan rangkap 2 dan 3 1/3 x tebal kayu pada sambungan rangkap 3.
  4. Sambungan pada balok tarik dari kuda-kuda dibuat di tengah-tengah bentang dengan menggunakan tipe sambungan gigi dan diikat dengan pelat baja, panjang overlap dari sambungan minimum 5 kali tebal kayu yang disambung atau 25 cm.

  1. Klam yang digunakan untuk sambungan batang rangka kuda-kuda adalah papan dari kayu klas II berukuran 10 x 25 cm dan tebal 2 cm, dengan jumlah paku pada setiap titik simpul berjumlah 20 buah.
  2. Ukuran paku yang digunakan adalah paku 7 cm, sehingga jumlah paku ini yang digunakan pada setiap satu unit kuda-kuda sekurang-kurangnyya berjumlah 220 buah.
  3. Untuk pertemuan permukaan ujung setiap batang dari rangka kuda-kuda dipasang 2 buah paku 10 cm, sehingga untuk satu unit kuda-kuda digunakan sekurang-kurangnya 22 buah paku 10 cm.


a. Rumah Kayu dengan Dinding Pasangan Tembok Penuh
Luas tembok yang diapit kerangka kayu maksimum sebesar 6 m2, maka harus dibuat balok lintel di sepanjang dinding sesuai dengan denah bangunan. Balok lintel tersebut berfungsi juga sebagai penahan gaya horisontal yang bekerja searah bidang dinding, ukuran balok yang digunakan 10/10 cm sesuai dengan ukuran kolom, ring balok dan sloof kayu. Angkur dari besi 6 mm dipasang pada setiap 10 lapis pasangan bata merah dengan kedalaman 30 cm masuk ke dalam dinding.






Angkur dipasang dengan cara membuat lubang pada kolom/kusen kayu dengan cara dibor. Lubang bor tersebut harus dibuat pada setiap 10 lapis pasangan bata merah, lalu masukkan besi angkur ke lubang bor tersebut.



Rangka kayu dengan dinding pengisi dari pasangan bata merah akan menahan beban yang berat, untuk itu diperlukan sambungan yang kokoh. Sambungan yang kokoh dapat dibuat dengan sambungan takik ekor burung seperti diperlihatkan pada Gambar 45.

Gambar 45 Detail 3 hubungan kolom sudut dengan balok lintel





Gambar 46 Detail 4 hubungan tiang sudut dengan ring balok






Gambar 47 Detail 5, hubungan kerangka kayu dengan pasangan





Gambar 48 Detail 6, hubungan balok ring dengan pengaku sudut dari papan




Gambar 49 Detail 7, hubungan balok ring dengan kolom tengah











III. Gambar  Bangunan Konstruksi kayu



 













 





















Daftar Pustaka

UUBG No.28/2002 tentang Bangunan Gedung; PPBG No. 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG;
Kepmen Kimpraswil No.403/KPTS/M/2002 tentang Rumah Sederhana Sehat (Umum, Rumah Tembok, Rumah Setengah Tembok, Rumah Kayu Panggung, Rumah Kayu Tidak Panggung);
Lampiran Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya No. 111/KPTS/CK/1993 tentang Pedoman Pembangunan Bangunan Tahan Gempa; Guidelines for Earthquake Resistant Non-Engineered Construction, IAEE 1986; dan Manual Perbaikan Bangunan Sederhana Yang Rusak Akibat Gempa Bumi, Boen, Teddy, 1992